Lompat ke konten

Sharing Foto: Aim and shoot….or ask permission!

Mengabadikan perjalanan adalah hal yang lumrah dilakukan. Bisa dengan bidikan kamera, deretan kalimat, atau hanya kepingan-kepingan kenangan yang menetap di kepala. Saya sendiri lebih memilih untuk mengenang melalui foto hasil kamera bawaan ponsel dengan alasan kemudahan dan kepraktisan. Selain itu, karena saya memang tidak punya kamera lain :D. Tapi, penggunaan foto pun ada aturannya, kan. Apalagi kalau ada orang lain minta hasil karya kita.

Lalu, apa yang harus dilakukan agar kita bisa menggunakan foto dengan bijak?

Dari Kamera Sendiri untuk Koleksi Pribadi

Pertama dan terutama, saya unggah beberapa foto ke akun sosial media karena bagi saya, a picture says a thousand words and drags people’s perceptions into opinions. Selain itu, uhm, pamer keindahan lokasi yang saya kunjungi, siapa tahu ada yang tertarik untuk berkunjung kesana tapi belum berani pergi sendirian, jadilah saya diajak main (lagi). Tujuan lain, meninggalkan jejak di akun jalan setapak #iykwim sebagai pengingat untuk bahan-tulisan-yang-tidak-selesai-selesai.

Petronas Twin Towers – Banyak foto serupa tapi tetep gak rela ngeshare

Rela fotonya dipakai orang lain?

Kedua, share foto dengan teman-teman seperjalanan. Tentu saja cuma berlaku kalau perginya rame-rame ya. Bagi saya pribadi, sharing foto ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya, dokumentasi perjalanan kita akan lebih lengkap, dengan berbagai sudut pandang, tergantung dari si pengambil gambar. Penggunaan foto orang lain tuh salah satu cara menghargai karyanya, kan? Kekurangannya, kita harus rela kalau foto yang kita ambil dengan kamera kita ternyata dipergunakan oleh orang lain tanpa izin, bahkan tidak mencantumkan sumber gambar. Hey, just ask for permission atau cantumkan sumber gambar. Untuk mensiasatinya, saya biasanya hanya membagi beberapa foto saja…..lainnya, saya simpan sendiri :D. Beda kasus kalau minta tolong difotoin ya 😀

Museum KA Ambarawa – Nampak biasa, tapi gak rela dibagi-bagi

Siapkan Cadangan!

Terakhir tapi paling penting, backup foto. Sebenarnya, cara paling mudah untuk backup foto adalah dengan memanfaatkan fitur dari google. Pilih foto yang akan dibackup, lalu unggah ke Google Drive atau media penyimpanan online lain seperti Dropbox. Cara ini dapat dilakukan dimanapun asalkan koneksi internet lancar (dan gratis, tentunya). Saran saya sih, manfaatkan akses wifi gratis sepanjang perjalanan untuk backup foto atau bekali diri dengan perangkat penyimpanan portable. Mending ribet daripada nyesek dan nyesel karena foto perjalanan hilang kan?

foto untuk sharing

Lopen: Tintin dari perspektif budaya dan ilustrasi @Impala Space – Jepretan kamera seperti ini nih yang rela saya share 🙂

Nah, saya bukan orang pelit. Tapi, kalau pergi barengan, siap-siap dengan kecerewetan saya untuk mencantumkan nama saya di credit foto ya *LoL

Artikel Terkait  After reading these quotes, just get lost and then...blow your mind!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.